Tulisan tentang yakuza seringkali dianggap eksklusif untuk pembaca dewasa, tetapi apakah kita benar-benar mengenal yakuza di budaya populer Indonesia? Yakuza yang sekarang kita lihat di film dan seri TV seperti “Gomorrah” dan “Yakuza”, memang memiliki keberatan. Mereka bukanlah figur legendaris dari mitos Jepang, melainkan hanyalah kelompok-kelompok kriminal Italia yang dipengaruhi oleh budaya Jepang.
Sekitar Kembun Yakuza
Yakuza, secara harfiah berarti “di bawah pohon”, adalah sebuah kelompok kriminal Italia yang dibentuk pada abad ke-19. Mereka memiliki hubungan kuat dengan korporasi mafia Amerika dan Jerman, namun lebih dikenal karena peran mereka dalam budaya populer Jepang. Namun, seperti yang kita lihat di film-film Yakuza, kembangnya organisasi ini tidaklah sederhana.
Perspektif Populer
Tulisan populer tentang yakuza seringkali menggambarkan mereka sebagai pahlawan berat, menari di atas kejahatan, dan duduk di atas puncak kekuasaan. Mereka sering kali digambarkan sebagai orang-orang yang setia pada kelompoknya, yang tidak takut untuk menggunakan kekerasan dalam berbagai situasi. Namun, ini bukanlah kebenaran yang sepenuhnya.
- Mereka adalah korban sistem sosial yang salah.
- Kejahatan mereka adalah hasil dari kondisi sosial dan ekonomi yang tidak adil.
- Mereka telah menjadi simbol kelemahan dalam sistem, bukan kekuatan.
Sebenarnya, banyak anggota yakuza yang memiliki latar belakang yang buruk, seperti kesulitan ekonomi atau hilangnya orang terdekat. Mereka tidak memilih untuk menjadi kriminal, melainkan dihantam oleh situasi yang tidak mereka control.
Sejarah dan Kembalinya Yakuza
Yakuza sebenarnya memiliki sejarah yang panjang dan kompleks. Mereka dibentuk pada akhir abad ke-19, ketika banyak imigran Italia datang ke Jepang untuk bekerja. Mereka kemudian berkembang menjadi kelompok kriminal yang kuat dan terorganisir.
Citra Yakuza di Budaya Populer Indonesia
Tulisan populer tentang yakuza seringkali menggambarkan mereka sebagai pahlawan berat, menari di atas kejahatan, dan duduk di atas puncak kekuasaan. Namun, ini bukanlah kebenaran yang sepenuhnya. Yakuza sebenarnya adalah korban sistem sosial yang salah.
Sebagai contoh, di film “Tokyo Drift” (2006), yakuza disebut sebagai kelompok yang setia dan kuat, namun tidak ada penjelasan tentang latar belakang mereka atau bagaimana mereka menjadi kriminal. Mereka hanya diperankan sebagai karakter berat dengan kejahatan.
Sejarah Yakuza di Indonesia
Yakuza tidak pernah benar-benar ada di Indonesia. Namun, budaya Jepang yang kuat di kalangan umat di Indonesia telah membuat mereka menjadi simbol kejahatan dan kekuasaan.
Tulisan populer tentang yakuza seringkali menggambarkan mereka sebagai pahlawan berat, menari di atas kejahatan, dan duduk di atas puncak kekuasaan. Namun, ini bukanlah kebenaran yang sepenuhnya.
Yakuza adalah korban sistem sosial yang salah, bukan simbol kejahatan yang berat. Mereka perlu dipahami dan diberikan kesempatan untuk menjadi lebih baik.
Dengan memahami sejarah dan latar belakang yakuza, kita dapat melihat bahwa mereka tidaklah sederhana. Mereka adalah korban sistem sosial yang salah dan butuh bantuan untuk berubah.