Yakuza, seringkali dianggap sebagai simbol kejahatan dan penjahatan di Jepang, memiliki sejarah yang panjang dan kompleks. Mereka tidak hanya merupakan simbol kejahatan, tetapi juga mewakili kehidupan sosial dan budaya di Jepang.
Sejarah Yakuza: Dari Kemulut ke Dunia
Yakuza, yang berarti “organisasi” atau “sekta” dalam bahasa Jepang, memiliki sejarah yang bermula dari abad ke-17. Mereka mulanya sebagai kelompok pemberontak yang berusaha menghadapi penjajahan Eropa dan Amerika di Jepang. Namun, dengan waktu, mereka berkembang menjadi organisasi yang lebih kompleks dan terorganisir.
- Periode Edo (1603-1867): Yakuza mulanya sebagai kelompok pemberontak yang berusaha menghadapi penjajahan Eropa dan Amerika di Jepang.
- Periode Meiji (1868-1912): Yakuza berkembang menjadi organisasi yang lebih kompleks dan terorganisir, dengan struktur hierarki yang jelas.
- Periode Perang Dunia II (1939-1945): Yakuza bergabung dalam perjuangan melawan pendudukan Jepang oleh Amerika Serikat.
Seiring waktu, yakuza menjadi simbol kejahatan dan penjahatan di Jepang. Mereka dikenal sebagai “pajanan” dari mafia di Amerika Serikat. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, mereka telah mencoba untuk membentuk citra baru dan menjadi bagian dari budaya populer.
Citra Yakuza dalam Budaya Populer: Dari Kemulut ke Dunia
Yakuza telah menjadi salah satu simbol budaya populer di Jepang, terutama dalam film dan serial TV. Mereka dikenal sebagai “pahlawan” yang berjuang melawan korupsi dan penjahatan.
- Film Yojimbo (1961) karya Akira Kurosawa: Film ini menggambarkan yakuza sebagai “pahlawan” yang berjuang melawan korupsi dan penjahatan.
- Seria TV Lupin III (1971-2019): Serial TV ini menggambarkan yakuza sebagai karakter utama yang selalu mencari kebaikan.
Seiring waktu, citra yakuza telah menjadi lebih kompleks dan tidak hanya tentang kejahatan dan penjahatan. Mereka juga dikenal sebagai “kultur” yang unik dan menarik.