Yakuza, kelompok organized crime Jepang yang paling ikonik, telah menjadi subjek perhatian banyak orang dalam budaya populer. Namun, apakah kita tahu sejarahnya dan bagaimana citratanya berubah-ubah dalam waktu? Mari kita jelajahi sejarah dan citra Yakuza dalam budaya populer.
Sejarah Yakuza
Yakuza memiliki sejarah yang panjang dan kompleks, yang dimulai pada abad ke-17 di Jepang. Pada saat itu, kelompok organized crime disebut “yakō” beroperasi di kota Edo (sekarang Tokyo). Mereka bekerja sebagai petugas keamanan untuk para daimyō (pemimpin feudal) dan kemudian berkembang menjadi kelompok yang kuat dan terorganisir.
Di masa lalu, Yakuza dikenal karena kejahatan seperti perjudian, prostisi, dan perampokan. Namun, seiring waktu, mereka juga mulai berpartisipasi dalam politik dan ekonomi Jepang, bahkan beberapa dari mereka menjadi anggota parlemen.
Setelah Perang Dunia II, Yakuza semakin memperkuat posisinya dan menjadi salah satu kelompok organized crime yang paling berpengaruh di Jepang. Mereka bekerja sama dengan korporasi dan pemerintah untuk memperluas bisnis mereka.
Citra Yakuza dalam Budaya Populer
Yakuza telah menjadi subjek perhatian banyak orang dalam budaya populer, terutama dalam film dan anime. Mereka sering kali digambarkan sebagai orang yang berani, setia, dan memiliki nilai-nilai tradisional.
Contoh seperti “Biker Boy” (1978) yang memerankan Yakuza sebagai kelompok yang kuat dan terorganisir, atau “Battle Royale” (2000) yang menampilkan Yakuza sebagai musuh utama. Mereka juga telah menjadi subjek dari berbagai film dan anime yang menceritakan tentang kehidupan di Jepang.
Di sisi lain, permainan video seperti “Yakuza” (2005) yang dikembangkan oleh Sega, membantu popularisasi Yakuza sebagai karakter yang menarik dan kompleks. Permainan ini memberikan gambaran tentang kehidupan sehari-hari di Jepang dan budaya Yakuza.
- Contoh lain citra Yakuza dalam budaya populer adalah film “The Departed” (2006) yang menampilkan Yakuza sebagai kelompok yang korup dan berbahaya. Meskipun tidak sepenuhnya akurat, film ini membantu memperkuat citra Yakuza sebagai kelompok yang kuat dan terorganisir.
- Pada tahun 2015, film “13 Assassins” (2010) dibawah arah kepengaruh Shinji Imaishi mendapatkan perhatian tentang Yakuza dalam budaya populer. Film ini memerankan Yakuza sebagai kelompok yang kuat dan terorganisir, namun juga menunjukkan sisi gelap mereka.
Budaya Populer vs. Sejarah Asli
Di balik citra Yakuza yang kompleks dalam budaya populer, ada sejarah asli yang lebih panjang dan kompleks. Mereka tidak hanya dianggap sebagai kelompok yang kuat dan terorganisir, tetapi juga memiliki nilai-nilai tradisional dan budaya unik.
Namun, budaya populer sering kali tidak akurat atau memperkaya citra Yakuza. Contohnya adalah film “The Departed” yang menampilkan Yakuza sebagai kelompok yang korup dan berbahaya, meskipun sejarahnya lebih kompleks.
Di sisi lain, permainan video seperti “Yakuza” membantu memberikan gambaran tentang kehidupan sehari-hari di Jepang dan budaya Yakuza yang lebih akurat. Meskipun masih ada kesalahan, permainan ini membantu meningkatkan kesadaran akan citra Yakuza yang kompleks.
Menyambut Kembali ke Sumbernya
Untuk memahami citra Yakuza dalam budaya populer, kita harus kembali ke sumbernya. Mereka tidak hanya dianggap sebagai kelompok yang kuat dan terorganisir, tetapi juga memiliki nilai-nilai tradisional dan budaya unik.
Perlu diingat bahwa Yakuza bukanlah hanya tentang kejahatan atau kekuasaan, tetapi juga tentang budaya dan nilai-nilai Jepang. Mereka telah menjadi bagian dari sejarah Jepang dan masih memiliki peranan yang signifikan dalam masyarakat modern.
Dengan memahami citra Yakuza dalam budaya populer, kita dapat memahami bagaimana mereka menjadi subjek perhatian banyak orang. Mereka tidak hanya dianggap sebagai kelompok yang kuat dan terorganisir, tetapi juga memiliki nilai-nilai tradisional dan budaya unik.