Budaya populer Jepang telah menjadi salah satu ikon dan inspirasi bagi banyak orang di seluruh dunia. Salah satunya adalah subjek yang menarik, yaitu Yakuza – organisasi kriminal yang sangat terkenal di Jepang. Namun, apakah Anda sudah tahu apa itu Yakuza dan bagaimana citranya muncul dalam budaya populer Jepang?
Sejarah Yakuza
Dibuat sebagai perbandingan, kita bisa berbicara tentang Yakuza seperti sebuah keluarga besar di sini. Organisasi ini berasal dari abad ke-17 di Jepang dan awalnya merupakan kumpulan samurai yang tidak tercatat dalam dokumen resmi karena telah menyerah pada shogun. Perannya sebagai penjaga keamanan dan penegak hukum ini kemudian berkembang menjadi kelompok-kelompok yang lebih besar dan kompleks.
- Peran Yakuza dalam sejarah Jepang sangat signifikan, khususnya selama periode Edo (1603-1868). Mereka berperan sebagai penjaga keamanan raja dan sebagai mediator dalam konflik.
- Setelah Perang Dalam Negeri di Jepang pada tahun 1868, Yakuza mulai mengalami perubahan struktur dan fokus. Mereka bertransformasi menjadi kelompok-kelompok kriminal yang lebih modern.
Selain itu, Yakuza juga terkenal dengan budayanya sendiri, termasuk kostum, tata bahasa, serta simbol-simbol unik seperti bendera “yin-yang” atau tanda kebangsaan yang mirip dengan logo Jepang.
Citra Yakuza dalam Budaya Populer
Pada abad ke-20, Yakuza mulai menjadi subjek populer di kalangan seniman dan penulis. Film-film seperti “Battle Royale” (2000) dan serial TV “Gokusen” (2002-2006) membantu popularisasi citra Yakuza di kalangan masyarakat.
- Di media populer, Yakuza sering kali ditampilkan sebagai penjahat yang korup dan brutal. Namun, dalam beberapa film dan serial TV, mereka juga dipamerkan sebagai karakter yang kompleks dan memiliki emosi yang kuat.
- Pada tahun 2010-an, film-film seperti “The Outrage” (2010) dan “13 Assassins” (2010) membantu menggambarkan citra Yakuza dengan lebih realistis dan mendalam.
Menurut beberapa ahli budaya, penampilan Yakuza dalam media populer dapat dianggap sebagai cara untuk memahami kebebasan individu dalam masyarakat Jepang. Mereka juga menunjukkan bagaimana organisasi ini telah menjadi simbol dari kekuatan dan disiplin yang sangat tinggi.
Persepsi Yakuza di Kalangan Pemerintah
Pada tahun 1990-an, pemerintah Jepang mulai menangani ketegangan antara kelompok-kelompok kriminal dan korupsi dalam sistem penegakan hukum. Perubahan ini dipicu oleh peningkatan jumlah penjahat yang terlibat dalam Yakuza.
- Peraturan baru yang diberlakukan pada tahun 1992, seperti Undang-Undang Anti-Korupsi dan Undang-Undang Anti-Yakuza, bertujuan untuk mengurangi kekuasaan organisasi ini.
- Banyak tokoh-tokoh politik Jepang mendukung perubahan ini dan berusaha meningkatkan keteguhan dalam penegakan hukum.
Menurut beberapa ahli, keberhasilan pemerintah dalam mengatasi Yakuza dapat dianggap sebagai contoh dari kemajuan Jepang dalam meningkatkan kualitas hidup dan mendorong pembangunan yang lebih baik.