Gelombang kekaisaran gelap di Tepi Jalan memang khas dengan cerita yang seru, beragam, dan penuh petualangan. Namun, ada salah satu kelompok masyarakat yang sering dikaitkan dengan istilah ini: yakuza. Dalam budaya populer, yakuza sering dianggap sebagai simbol kekuatan dan kejahatan Jepang, tetapi apa sebenarnya sejarahnya?

Sejarah Yakuza

yakuza berasal dari Jepang pada abad ke-17. Asal katanya berasal dari bahasa Hokkaido yang berarti “yakuza” sendiri, tetapi makna sebenarnya sangat berbeda. Istilah yakuza sendiri terdiri dari dua kata: “ya” yang berarti “dinas” dan “kuza” yang berarti “badan”. Jadi, istilah ini secara harfiah berarti “dinas badan”, tetapi dalam konteks modern, yakuza telah mengalami perubahan makna besar.

Struktur dan Hierarki Yakuza

yakuza memiliki struktur hierarki yang kompleks. Organisasi ini terdiri dari beberapa level, mulai dari “genin” (baru masuk) hingga “oyabun” (pemimpin). Setiap level memiliki tanggung jawab dan wewenang yang berbeda. Contohnya, genin bertanggung jawab untuk melakukan tugas-tugas kecil seperti mencuri uang atau memurtakkan barang-barang, sedangkan oyabun bertanggung jawab untuk membuat keputusan strategis.

Peran Yakuza dalam Budaya Populer

yakuza telah menjadi subjek banyak film, buku, dan serial TV. Mereka sering dianggap sebagai simbol kejahatan dan kekuatan Jepang. Namun, dalam budaya populer, yakuza juga sering digunakan sebagai simbol dari kejadian yang berbahaya atau kejahatan yang tidak dapat diatasi oleh pihak lain.

Analisis Yakuza dalam Budaya Populer

• yakuza sering digunakan sebagai simbol kejahatan dan kekuatan Jepang dalam budaya populer.
• yakuza juga dapat dianggap sebagai simbol dari kejadian yang berbahaya atau kejahatan yang tidak dapat diatasi oleh pihak lain.
• yakuza sering digunakan untuk menjelaskan fenomena sosial dan politik dalam Jepang, seperti peran korporasi dalam ekonomi.